4.3.14

CONTOH PROPOSAL

Contoh Proposal Bantuan Ternak Kambing Dana Bantuan Hibah Gubernur ini cara dan contoh bagikan buat Anda yang membutuhkan contoh proposal seperti ini. Jika Anda mempunyai kelompok Tani Ternak dan ingin mengajukan bantuan dan kebingungan membuat proposal. dibawah ini sudah kami sediakan sample proposal yang pas serta lengkap beserta Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang mudah dipahami. Anda tinggal ganti Nama-nama pengelola serta Kop dan alamat yang ada sesuai dengan kelompok Tani ternak Anda.

KELOMPOK TANI ( PETERNAK)

NGUDI SENTOSA

DESA BOGOREJO KECAMATAN SEDAN KABUPATEN REMBANG

Alamat : Ds Bogorejo Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang Propinsi Jawa Tengah 59264


Rembang, 21 Februari 2013

Nomor : 02/Kl.TNS/BGR/VI/2013

Lampiran : 1 Berkas

Hal : Permohonan Bantuan Pengembangan/Budidaya kambing




Dengan Hormat,

Dalam rangka meningkatkan pendapatan anggota Kelompok Tani Ternak “Ngudi Sentosa”, dengan ini merencanakan pengembangan usaha ternak kambing peranakan sebanyak 30 (tiga puluh) ekor, terdiri dari 28 (dua puluh delapan) ekor betina dan 2 (dua) ekor jantan dengan total biaya sebesar Rp. 77.000.000,00 (tujuh puluh tujuh juta rupiah) yang diharapkan dapat dipenuhi oleh pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon kepada Gubernur Jawa Tengah untuk dapat mengabulkan permohonan kami. Demikian permohonan ini dibuat untuk menjadikan periksa serta besar harapan kami atas dikabulkannya permohonan tersebut di atas. Kemudian atas dikabulkannya permohonan ini kami ucapkan banyak terima kasih.

Mengetahui Hormat kami

Kepala desa Bogorejo Camat Sedan Ketua kelompok

Burhanuddin,SH H.M. Wahyoe Oetomo,SH Susmiyati

NIP.19620629 199003 1 003


KELOMPOK TANI ( PETERNAK)

NGUDI SENTOSA

DESA BOGOREJO KECAMATAN SEDAN KABUPATEN REMBANG

Alamat : Ds Bogorejo Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang Propinsi Jawa Tengah 59264



PROPOSAL

KEGIATAN PENGEMBANGAN TERNAK KAMBING

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penduduk Desa Bogorejo khususnya RT. 004 RW.002 mayoritas mata pencahariannya adalah sebagai petani, mereka masih memiliki waktu luang untuk memelihara dan merawat ternak. Dengan lahan sawah yang mencapai 60 ha dan lahan kering 45 ha maka banyak limbah pertanian dan rumput yang belum dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Oleh karena itu Kelompok Tani Ternak Ngudi Sentosa berinisiatif untuk memanfaatkan limbah pertanian dan rumput tersebut agar menjadi komoditas yang lebih baik.

B. TUJUAN

Tujuan proposal permohonan ini adalah untuk mendapatkan bantuan pengembangan ternak kambing, sesuai dengan tujuan kelompok, yaitu:

1. Peningkatan mutu dan jumlah kambing

2. Peningkatan pola hidup mandiri

3. Peningkatan gizi masyarakat

4. Peningkatan pendapatan keluarga.

C. SASARAN

Sasaran yang sangat potensial adalah para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Ternak Ngudi Sentosa Desa Bogorejo Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang Provinsi Jawa Tengah.

D. MASALAH

Permasalahan utama Kelompok Tani Ternak Ngudi Sentosa adalah kesulitan mendapatkan modal yang cukup untuk pengembangan usaha ternak kambing, sementara ketersediaan pakan dan semangat serta keaktifan anggota kelompok sangat mendukung. Hal ini dibuktikan dengan adanya pertemuan rutin antar anggota kelompok satu kali setiap bulannya yang di dalamnya diadakan bermacam-macam kegiatan seperti arisan, membahas kemajuan dan kendala usaha khususnya ternak dan lain sebagainya.



E. HASIL YANG DIHARAPKAN

Hasil yang diharapkan dengan memelihara ternak kambing adalah meningkatkan ekonomi keluarga, sehingga diharapkan semua warga desa Bogorejo bisa ikut memelihara dan beternak kambing. Dengan demikian ekonomi keluarga bisa meningkat dan perekonomian desa Bogorejo Kecamatan Sedan meningkat pula.


BAB II

PELAKSANAAN

A. MANAJEMEN PELAKSANAAN

1. Persiapan lahan

Tersedianya lahan rumput.

2. Kandang

Sudah ada namun perlu perbaikan.

3. Pembuatan proposal

Sudah dilaksanakan

4. Pencairan dana

Bansos Gubernur Jawa Tengah

5. Droping ternak, monitoring, dan pengawasan

Dilakukan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah

6. Usaha ternak kambing

a. Biaya

Pembelian 28 ekor kambing betina @ Rp. 2.500.000,- = Rp. 70.000.000,-

Pembelian 2 ekor kambing jantan @ Rp. 3.500.000,- = Rp. 7.000.000,-



Total a = Rp. 77.000.000,-

b. Swadaya

Pembuatan kandang = Rp. 10.000.000,-

Perlengkapan kandang = Rp. 3.000.000,-

Kesehatan per-tahun = Rp. 5.000.000,-

Total b = Rp. 18.000.000,-

Jumlah Total (a+b) = Rp. 95.000.000,-

( Sembilan puluh lima juta rupiah)

B. PEMBIAYAAN DAN JUMLAH ANGGARAN

Anggaran yang dibutuhkan = Rp. 77.000.000,- (bantuan Gubernur Jawa Tengah)

= Rp. 18.000.000,- (swadaya kelompok ternak)



C. PROFIL KELOMPOK

Nama Kelompok : Kelompok Tani Ternak Ngudi Sentosa

Alamat : Desa Bogor RT/RW 004/002

Kecamatan : ........

Kabupaten/Kota : Rembang

Provinsi : Jawa Tengah


STRUKTUR ORGANISASI

KELOMPOK TANI TERNAK NGUDI SENTOSA

I. PENGURUS INTI

KETUA : SUSMIYATI

SEKRETARIS : FIAN USTADI

BENDAHARA : KHOIRUL ANWAR

II. SEKSI-SEKSI

1. Seksi Usaha Peternakan : Kusaeri

2. Seksi Usaha Perkebunan : Uji Hartono

3. Seksi Informasi dan Pemasaran : Kumedi

III. ANGGOTA

1. Junaidi


7. Isnandar

2. Sri Handaningrum


8. Triyono

3. Kusaeri


9. Aminun

4. Kalil


10. Uji Hartono

5. Warnadi


11. Asrikah

6. Kumedi


12. Ahksan


Ketua

Kelompok Tani NGUDI SENTOSA Sekertaris

Susmiyati Fian Ustadi

Mengetahui

Kepala Desa .........

2.3.14

BUDIDAYA TERNAK KAMBING





KELUARAN
Ternak kambing produksi optimal
BAHAN
Kambing, pakan, peralatan konstruksi kandang, lahan
ALAT
Tempat pakan/minum
PEDOMAN TEKNIS
Jenis kambing asli di Indonesia adalah kambing kacang dan kambing peranakan etawa (PE)
Memilih bibit
Pemilihan bibit diperlukan untuk menghasilkan keturunan yang lebih baik. Pemilihan calon bibit dianjurkan di daerah setempat, bebas dari penyakit dengan phenotype baik.
Calon induk
Umur berkisar antara > 12 bulan, (2 buah gigi seri tetap), tingkat kesuburan reproduksi sedang, sifat keindukan baik, tubuh tidak cacat, berasal dari keturunan kembar (kembar dua), jumlah puting dua buah dan berat badan > 20 kg.
Calon pejantan
Pejantan mempunyai penampilan bagus dan besar, umur > 1,5 tahun, (gigi seri tetap), keturunan kembar, mempunyai nafsu kawin besar, sehat dan tidak cacat.
Pakan
Ternak kambing menyukai macam-macam daun-daunan sebagai pakan dasar dan pakan tambahan (konsentrat).
Pakan tambahan dapat disusun dari (bungkil kalapa, bungkil kedelai), dedak, tepung ikan ditambah mineral dan vitamin.
Pakan dasar umumnya adalah rumput kayangan, daun lamtoro, gamal, daun nangka, dsb.
Pemberian hijauan sebaiknya mencapai 3 % berat badan (dasar bahan kering) atau 10 - 15 % berat badan (dasar bahan segar)
Pemberian pakan induk
Selain campuran hijauan, pakan tambahan perlu diberikan saat bunting tua dan baru melahirkan, sekitar 1 1/2 % berat badan dengan kandungan protein 16 %.
Kandang
Pada prinsipnya bentuk, bahan dan konstruksi kandang kambing berukuran 1 1/2 m² untuk induk secara individu. Pejantan dipisahkan dengan ukuran kandang 2 m², sedang anak lepas sapih disatukan (umur 3 bulan) dengan ukuran 1 m/ekor. tinggi penyekat 1 1/2 - 2 X tinggi ternak.
Pencegahan penyakit : sebelum ternak dikandangkan, kambing harus dibebaskan dari parasit internal dengan pemberian obat cacing, dan parasit eksternal dengan dimandikan.
SUMBER
Departemen Pertanian, http://www.deptan.go.id.
KONTAK HUBUNGAN
Departemen Pertanian RI, Jalan Harsono RM No. 3, Ragunan - Pasar Minggu, Jakarta 12550 - Indonesia

TERNAK KAMBING

PENDAHULUAN
Ternak kambing sudah lama diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai usaha sampingan atau tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (baik daging, susu, kotoran maupun kulitnya) relatif mudah. Meskipun secara tradisional telah memberikan hasil yang lumayan, jika pemeliharaannya ditingkatkan (menjadi semi intensif atau intensif), pertambahan berat badannya dapat mencapai 50 - 150 gram per hari. Ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan dalam usaha ternak kambing, yaitu: bibit, makanan, dan tata laksana.
BIBIT
Pemilihan bibit harus disesuaikan dengan tujuan dari usaha, apakah untuk pedaging, atau perah (misalnya: kambing kacang untuk produksi daging, kambing etawah untuk produksi susu, dll). Secara umum ciri bibit yang baik adalah yang berbadan sehat, tidak cacat, bulu bersih dan mengkilat, daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan.
Ciri untuk calon induk:
Tubuh kompak, dada dalam dan lebar, garis punggung dan pinggang lurus, tubuh besar, tapi tidak terlalu gemuk.
Jinak dan sorot matanya ramah.
Kaki lurus dan tumit tinggi.
Gigi lengkap, mampu merumput dengan baik (efisien), rahang atas dan bawah rata.
Dari keturunan kembar atau dilahirkan tunggal tapi dari induk yang muda.
Ambing simetris, tidak menggantung dan berputing 2 buah.
Ciri untuk calon pejantan :
Tubuh besar dan panjang dengan bagian belakang lebih besar dan lebih tinggi, dada lebar, tidak terlalu gemuk, gagah, aktif dan memiliki libido (nafsu kawin) tinggi.
Kaki lurus dan kuat.
Dari keturunan kembar.
Umur antara 1,5 sampai 3 tahun.
MAKANAN
Jenis dan cara pemberiannya disesuaikan dengan umur dan kondisi ternak. Pakan yang diberikan harus cukup protein, karbohidrat, vitamin dan mineral, mudah dicerna, tidak beracun dan disukai ternak, murah dan mudah diperoleh. Pada dasarnya ada dua macam makanan, yaitu hijauan (berbagai jenis rumput) dan makan tambahan (berasal dari kacang-kacangan, tepung ikan, bungkil kelapa, vitamin dan mineral).
Cara pemberiannya :
Diberikan 2 kali sehari (pagi dan sore), berat rumput 10% dari berat badan kambing, berikan juga air minum 1,5 - 2,5 liter per ekor per hari, dan garam berjodium secukupnya.
Untuk kambing bunting, induk menyusui, kambing perah dan pejantan yang sering dikawinkan perlu ditambahkan makanan penguat dalam bentuk bubur sebanyak 0,5 - 1 kg/ekor/hari.
TATA LAKSANA
Kandang
Harus segar (ventilasi baik, cukup cahaya matahari, bersih, dan minimal berjarak 5 meter dari rumah).
Ukuran kandang yang biasa digunakan adalah :
Kandang beranak : 120 cm x 120 cm /ekor
Kandang induk : 100 cm x 125 cm /ekor
Kandang anak : 100 cm x 125 cm /ekor
Kandang pejantan : 110 cm x 125 cm /ekor
Kandang dara/dewasa : 100 cm x 125 cm /ekor
Pengelolaan reproduksi
Diusahakan agar kambing bisa beranak minimal 3 kali dalam dua tahun.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
Kambing mencapai dewasa kelamin pada umur 6 s/d 10 bulan, dan sebaiknya dikawinkan pada umur 10-12 bulan atau saat bobot badan
mencapai 55 - 60 kg.
Lama birahi 24 - 45 jam, siklus birahi berselang selama 17 - 21 hari.
Tanda-tanda birahi : gelisah, nafsu makan dan minum menurun, ekor sering dikibaskan, sering kencing, kemaluan bengkak dan mau/diam bila
dinaiki.
Ratio jantan dan betina = 1 : 10
Saat yang tepat untuk mengawinkan kambing adalah :
Masa bunting 144 - 156 hari (.... 5 bulan).
Masa melahirkan, penyapihan dan istirahat ± 2 bulan.
Pengendalian Penyakit
Hendaknya ditekankan pada pencegahan penyakit melalui sanitasi kandang yang baik, makanan yang cukup gizi dan vaksinasi.
Penyakit yang sering menyerang kambing adalah: cacingan, kudis (scabies), kembung perut (bloat), paru-paru (pneumonia), orf, dan koksidiosis.
Pasca Panen
Hendaknya diusahakan untuk selalu meningkatkan nilai tambah dari produksi ternak, baik daging, susu, kulit, tanduk, maupun kotorannya. Bila kambing hendak dijual pada saat berat badan tidak bertambah lagi (umur sekitar 1 - 1,5 tahun), dan diusahakan agar permintaan akan kambing cukup tinggi.
Harga diperkirakan berdasarkan : berat hidup x (45 sampai 50%) karkas x harga daging eceran.
CONTOH ANALISA USAHA TERNAK KAMBING
Pengeluaran
Bibit
Bibit 1 ekor pejantan = 1 x Rp. 250.000,- Rp. 250.000,-
Bibit 6 ekor betina = 1 x Rp. 200.000,- Rp. 1.200.000,-
Total Rp. 1.450.000,-
Kandang Rp. 500.000,-
Makanan Rp. 200.000,-
Obat-obatan Rp. 100.000,-
Total Pengeluaran Rp. 2.250.000,-
Pemasukan
Dari anaknya
Jika setelah 1 tahun, ke 6 produk menghasilkan 2 ekor, jumlah kambing yang bisa dijual setelah 1 tahun = 12 ekor. Jika harga tiap ekor Rp. 150.000,- maka dari 12 ekor tersebut akan dihasilkan : 12 x Rp. 150.000,- = Rp. 1.800.000,-
Dari induk
Pertambahan berat induk 50 gram per ekor per hari, maka setelah 2 tahun akan dihasilkan pertambahan berat : 7 x 50 gr x 365 = 127,75 kg. Total daging yang dapat dijual (7 x 15 kg) + 127,75 kg = 232,75 kg. Pendapatan dari penjualan daging = 232,75 kg x Rp. 10.000,-=Rp.2.327.500,-
Dari kotoran :
Selama 2 tahun bisa menghasilkan ± 70 karung x Rp. 1.000,- = Rp. 70.000,-
Keuntungan
Masuk:Rp.1.800.000+Rp. 2.327.500+Rp. 70.000 == Rp. 4.197.500,-
Keluar:Rp.1.450.000+Rp.500.000+Rp.200.000+Rp.100.000 == Rp. 2.250.000
Keuntungan selama 2 th: Rp. 4.197.500,- dikurang Rp. 2.250.000 == Rp. 1.947.500,- atau Rp. 81.145,- per bulan.
SUMBER
Brosur Ternak Kambing, Dinas Peternakan, Pemerintah DKI Jakarta, Jakarta Pusat (tahun 1997).
KONTAK HUBUNGAN
Dinas Peternakan, Pemerintah DKI Jakarta, Jl. Gunung Sahari Raya No. 11 Jakarta Pusat, Tel. (021) 626 7276, 639 3771 atau 600 7252 Pes. 202 Jakarta.

Enam Tipe BUMDesa